Allah
telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran karena bahasa Arab adalah
bahasa terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah,
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya
Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian
memikirkannya.”(Yusuf : 2)
Alhamdulillah hari ini Allah memberi kemudahan
padaku untuk belajar bahasa arab lagi. pelajaran bahasa Arab di Ma'had
Abdurrahman bin Auf memang baru akan dimulai besok namun rasanya segera ingin
untuk mengawalinya. Secara informal kami belajar kepada seorang Ustadz di
Gedung Dakwah Muhammadiyah Jl. Gajayana 28 B Malang. Kitab yang dikaji adalah
Kitab "Matan Al-Ajrumiyah fin Nahwi Lisy Syaikh Ash-Shonhaji"
beserta syarahnya yang saya lupa judulnya :).
Alhamdulillah sudah ada terjemahnnya yang sangat
bagus karya Al-Ustadz Abu Abdin Nafi’ Khairul Umam Ibnu Syahruddin Al Batawy,
matan dan terjemahannya dapat didownload disini
http://imamuna.files.wordpress.com/2008/11/matanalajrumiyah.pdf
dan ini front covernya.... !!!
Bukan materi pelajaran yang akan dibahas disini, insya Allah
pelajaran akan dibahas lain kali, namun hal lain yang sangat penting bahkan
lebih penting dari ilmu itu sendiri yaitu sifat sederhana, tawadhu dan rendah
hati seorang ustadz. Ustadz kami ini memang tidak banyak dikenal, bahkan kami
sendiri yang sudah kenal dengan beliau seejak lama tidak tahu bahwa beliau
sangat ahli dalam bahasa arab sampai salah seorang teman mengabarkan tentang
beliau. Ustadz ini, dibalik ketidak terkenalannya itu ilmunya banyak diakui,
koleksi bukunya yang memenuhi rak-rak di rumahnya dan kehalusan katanya saat
mengajar, bahkan dalam pelajaran ini kami sama sekali tidak dipungut biaya
alias gratis, kitab juga diberi gratis !!, bahkan hampir semua materi yang
perlu di cetak kami diberi beliau dengan gratis. Sehingga salah satu dari kami
(murid) mengatakan.. "iki sinau tapu gurune seng bondo (ini belajar
tapu gurunya yang memberi modal)" masya Allah. Semoga Allah membalas
kebaikan guru kami ini dengan balasan yang sebaik-baiknya.... Allahumma amiiin.
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا حَسَدَ
إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى
هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا
وَيُعَلِّمُهَا
“Tidak boleh hasad kecuali pada dua hal:
(Pertama) kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu ia
membelanjakannya dalam kebenaran. (Dan yang kedua) kepada seorang laki-laki
yang diberi Allah hikmah (ilmu), hingga ia memberi keputusan dengannya dan juga
mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 73 dan Muslim no. 816)
Kerendahan hati beliau juga sangat menginspirasi
kami, bahkan saking tawadhu'nya beliau seakan dalam belajar, kami tidak
memiliki sekat guru-murid dengan karena saking akrabnya. bahkan teman kami
(murid) yang memang juga teman kesehariannya dalam berdialog, bertanya
kepada Ustadz dengan menggunakan bahasa ngoko... saking akrabnya.. masya
Allah... semoga Allah menganugerahkan surga kepada guru kami ini atas ketawadu'annya...amiiin...
hal sebagaimana firman Allah Ta’ala:
تِلْكَ
الدَّارُ الآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الأَرْضِ
وَلا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk
orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Qashash: 83)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
مَا
نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak
ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah
kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan
Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim no. 2588)
Semoga Allah mengumpulkan kita semua dalam golongan
ahli sedekah dan ahli tawadhu' amiiin yaa Robbal aalamiiin..
Malang, 21 Rabi'ul Awaal 1433 H Menjelang tidur
Mujahidin Ahmad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar