Sangat beruntung seminggu yang lalu saya dipinjami sebuah buku oleh seorang sahabat yang juga merupakan pengajar di Ma'had Aly Firqotun Najiyyah Karangploso, beliau bernama Abdurrahman. Buku itu berjudul "Nikmatilah Hidupmu", yang edisi aslinya (bahasa arab) berjudul "Istimta' bikhayaatik". Ditulis oleh seorang ulama sekaligus motivator ternama dari Saudi Arabia, Syaikh Dr. Abdurrahman Al-Arifi.
Sebenarnya sudah berhari-hari saya membacanya, sedikit-demi sedikit, berusaha untuk meresapi dan memahaminya, disebabkan karena isinya yang sangat luar biasa menyentuh qolbu. Penulis sangat pandai untuk membawakan kisah-kisah hidup keseharian pada era modern ini kemudian dihubungkan dengan kehidupan Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam dan kehidupan para sahabatnya, sehingga setiap pembaca akan senantiasa kagum dengan pelajaran berharga yang ditorehkan oleh generasi utama dimasa kehidupan Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam.
Suatu ketika Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam pulang dari perang Khaibar bersama para shabatnya. Termasuk dalam rombongan tersebut adalah sahabat Bilal bin Rabah. Karena peperangan yang sangat melelahkan Rosulullah Shollallohu 'alaihi wasallam memutuskan untuk beristirahat sejenak ketika malam tiba. Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam berkata: "Siapakah yang akan membangunkan kita esok pagi ?", Bilal menjawab: "Saya Ya Rosululloh". Kemudian Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam dan para sahabat merebahkan diri untuk tidur kecuali Bilal yang walaupun sangat payah rela untuk berjaga-jaga. Namun ternyata Bilal tertidur juga sehingga kafilah Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam baru terbangun dengan teriknya sinar matahari di pagi itu.
Rosululloh berkata "Wahai Bilal apa yang kau perbuat pada kami ?", para sahabat lainnya pun berusaha menatap dan menyalahkan Bilal atas kelalaiannya, namun Rosululloh mencegah dan menenangkannya dengan segera mencari air untuk berwudhu kemudian didirikanlah Sholat subuh....., setelah salam Rosululloh bersabda: "Jika diantara kalian lupa mengerjakan sholat, maka sholatlah ketika kalian ingat". Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam pun tidak mencoba mengungkit-ungkit kesalahan Bilal, karena Beliau menyadari bahwasannya Bilal juga manusia biasa yang saat itu lelah setelah perang dan melakukan perjalanan yang sama, Bilal juga membutuhkan istirahat sebagaimana sahabat yang lain. Demikianlah Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam, beliau tidak pernah mencela kesalahan dan mengungkit-ungkit kesalahan orang... beliau tidak pernah MENANGISI NASI YANG SUDAH MENJADI BUBUR... bagaimana dengan kita ??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar